Perjalanan EVOS Glory di MPL ID musim ini jauh dari kata mengesankan. Mendatangkan beberapa pemain baru, EVOS Glory justru malah terjerembab di dasar klasemen, sebuah pencapaian yang sangat mengenaskan mengingat nama besar EVOS Esports di kancah esports tanah air, khususnya scene Mobile Legends.
Salah satu yang menjadi sorotan tentu sosok John “Theo” Eusebio, Pelatih import asal Filipina yang didatangkan jelang MPL musim ini bergulir. Theo baru-baru ini mengungkapkan bahwa Ia sempat memiliki target untuk membentuk tim super di Evos Glory untuk MPL ID Season 13.
Dalam episode podcast terbaru di kanal YouTube caster Frederick “Mirko” Loho, Theo mengungkapkan bahwa Ia terlibat dalam perancangan skuad yang dibutuhkan Evos Glory menjelang MPL ID S13. Ia kemudian mengusulkan beberapa pemain besar di skena MPL PH, dan nama pertama yang ada di benaknya adalah Salic “Hadji” Imam, yang diyakini sebagai kandidat terbaik untuk memimpin Evos Glory.
“Sejujurnya, saya udah ngobrol sama Hadji sebelumnya. Waktu itu saya melihat Hadji gak banyak bermain di MPL PH S12, mungkin karena kemistrinya yang tidak cocok dengan pos 5 (Blacklist) saat itu, Renejay. Jadi saya pancing apakah dia mau ke Evos? Saya tunjukkan lineup tim kita dan kita ngobrol soal itu selama sebulan.”
Sayangnya, Hadji kemudian mengurungkan niatnya karena Ia masih mengurus suatu hal di Filipina. Theo kemudian mencoba mendatangkan sang pemain underrated King “K1NGKONG” Perez dan beberapa pemain dari Echo. Namun semuanya gagal karena mereka masih terikat kontrak sehingga Ia memutuskan untuk mencari pemain Filipina di kompetisi lain, yang berujung dengan masuknya Jon “Super Red” Bordeos ke Evos.
“Tadinya Evos udah siap keluar duit banyak buat Hadji, tapi dia bilang masih ada urusan di Filipina. Karena itu saya mencoba beralih ke Super Red. Dia main cukup bagus. Saya rasa dia bisa menjadi carry di tim ini.” ucapnya. “Sebelumnya saya udah mengontak teman di Filipina, Kingkong, tapi dia terikat kontrak dengan Onic PH. Saya sempat ngobrol dengan Sanji, bahkan Sanford. Tapi kontrak mereka mahal banget!”
Menariknya, Theo membocorkan bahwa Ia nyaris bergabung dengan tim kompetitor, Bigetron Alpha, sebelum akhirnya bergabung ke EVOS. Ia mengatakan bahwa Ia sempat menarik perhatian BTR ketika tim itu sedang bernegosiasi untuk mengontrak Eman “Emann” Sangco. Namun patokan kontraknya yang sangat mahal dari manajemen RSG PH membuat Red Robot mengurungkan niatnya dan hanya menebus kontrak Emann pada bulan Januari lalu.
“Red Robot itu tim MPL ID pertama yang menghubungi saya. Saat mereka sedang nego kontrak dengan Emann, RSG menawarkan saya untuk turut di-buy out oleh BTR. Tapi BTR tidak bisa menebus kontrak kami secara bersamaan karena kontrak Emann saja sudah sangat mahal,” ucap Theo. “Ya, kalau saat itu BTR bisa menebus kontrak, tentunya saya akan terima tawaran mereka.”
Perjalanan Theo dalam MPL ID saat ini mengalami kendala setelah beberapa minggu lalu Ia diturunkan ke posisi analis oleh Afrindo “Strate” Valentino. Ia mengatakan bahwa keputusan ini diambil karena adanya kendala bahasa di antara coaching team dengan para pemain Evos Glory yang rata-rata kesulitan berbahasa Inggris.
VIDEO FEED
-
Video Feed
/ 3 months agoPerbedaan Gameplay Malaysia dan Indonesia
Mantan Analyst dari Homebois Malaysia yaitu Antagonist bilang kalau kualitas permainan team Indonesia jauh...
By Hilda Apriza -
Video Feed
/ 3 months agoKenalan Yuk, Sama Coach Arcadia!
Michael Arcadia Bocado atau yang biasa kita kenal dengan Coach Arcadia adalah seorang Coach...
By Krisdiyono -
Video Feed
/ 7 months agoKenalan Yuk, Sama Sir Pai!
Rafly Alvareza Sudrajat lahir 26 maret tahun 99, biasa kita kenal sebagai Sir Pai...
By Krisdiyono -
Video Feed
/ 8 months agoKenalan Yuk, Sama BTR Rachel!
Pemilik nama lengkap Rachel Aseelah Hanafi ini lahir di Jakarta, 25 Juli 2007. Ia...
By Krisdiyono