UniPin Community kembali menyelenggarakan webinar untuk mengedukasi kalangan mahasiswa untuk dapat memahami lebih dalam mengenai seluk beluk komunitas esports. Kali ini, topik yang diusung adalah “Building Communities and Crafting Strategies for Sustaining Member Existence”.
Hadir sebagai narasumber yaitu Iqbal Nurpasha selaku Wakil Ketua Eksternal UKM UI Esports, Nurul Wardah Assaumi selaku GM IPB Esports, dan Ikin Sugiharto selaku VP Gunadarma Esports. Ketiganya berbagi pandangan mengenai komunitas esports dan gaming sesuai dengan ranah lingkup komunitas mereka.
Masalah yang dihadapi oleh komunitas esports kampus tidak pernah jauh dari stigma negatif soal gaming. Iqbal dari UI memaparkan soal tantangan ini dan cara-cara menghadapinya dari perspektif komunitas.
“Stigma dari lingkungan adalah bahwa esports itu masih cuma main-main. Tentunya itu jadi challenge terbesar ketika komunitas atau UKM kita lagi berjalan, terutama di lingkungan kampus yang identik dengan atmosfer akademis. Menanggapinya, kita harus menunjukkan bagaimana kita bisa mewadahi para mahasiswa,” ujar Iqbal.
Selain tantangan dari luar, ada pula tantangan dari dalam yang harus dihadapi komunitas, salah satunya adalah konflik internal. Sebagai mahasiswa dengan usia muda, tentu ada banyak perbedaan pendapat dan ego yang sulit untuk diredam. Ikin dari Gunadarma menjelaskan bagaimana menghadapi hal ini dan menemukan jalan tengah dari permasalahan ini.
“Menghadapi konflik internal, yang pertama tentunya adalah komunikasi. Selain dari kita hanya sekedar mendengarkan dari masing-masing anggota, kita juga bisa mengadakan dialog terbuka agar masing-masing saling mengetahui perspektif mereka,” ujar Ikin.
Bagi komunitas esports kampus, dukungan dari kampus adalah hal yang utama. Pengakuan secara resmi dan fasilitas yang diberikan jadi pendukung berkembangnya komunitas ini. Hal-hal ini adalah sesuatu yang diperjuangkan oleh anggota demi keberlangsungan komunitasnya. Nurul dari IPB memaparkan beberapa hal yang telah mereka lakukan demi mendapatkan dukungan dari kampus.
“Kita harus berani mengkomunikasikannya terus ke pihak kampus. Meskipun kadang belum mendapat respons, kita harus sering-sering follow-up ke pihak kampus. Namun, sebelum maju ke pihak kampus, kita harus menyusun program dengan jelas, kegiatannya apa aja, dan rencananya akan seperti apa, dan hasil dari program sebelumnya seperti apa untuk meyakinkan kampus bahwa komunitas ini membawa hal yang positif,” ujar Nurul.
Arman selaku Senior Community Project UniPin sekaligus moderator dalam webinar ini menutup dengan rangkuman mengenai membentuk dan membangun komunitas esports, khususnya di lingkungan universitas.
“Membuat suatu komunitas itu sebenarnya ada tiga pilar: tujuan, kepengurusan, dan kegiatan yang bermanfaat demi tercapainya tujuan tersebut. Tiga hal ini harus bersinergi demi keberlangsungan komunitas dan menjaga loyalitas para anggotanya,” tutup Arman.
VIDEO FEED
-
Video Feed
/ 4 months agoPerbedaan Gameplay Malaysia dan Indonesia
Mantan Analyst dari Homebois Malaysia yaitu Antagonist bilang kalau kualitas permainan team Indonesia jauh...
By Hilda Apriza -
Video Feed
/ 4 months agoKenalan Yuk, Sama Coach Arcadia!
Michael Arcadia Bocado atau yang biasa kita kenal dengan Coach Arcadia adalah seorang Coach...
By Krisdiyono -
Video Feed
/ 7 months agoKenalan Yuk, Sama Sir Pai!
Rafly Alvareza Sudrajat lahir 26 maret tahun 99, biasa kita kenal sebagai Sir Pai...
By Krisdiyono -
Video Feed
/ 8 months agoKenalan Yuk, Sama BTR Rachel!
Pemilik nama lengkap Rachel Aseelah Hanafi ini lahir di Jakarta, 25 Juli 2007. Ia...
By Krisdiyono