Setelah sempat ramai diberitakan keluar dari daftar tim Invitational VCT Pacific 2025, sekarang Bleed Esports menjadi sorotan publik karena adanya dugaan manajemen yang gagal memenuhi kewajibannya terhadap para pemain dan pelatihnya, yaitu membayar gaji pemain.
Sebagai organisasi esports internasional yang memiliki banyak divisi game, Bleed Esports tentu diharapkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalitas. Profesionalitas ini meliputi banyak aspek, mulai dari pengelolaan tim yang baik hingga tanggung jawab membayar gaji pemain secara tepat waktu.
Namun, kabar yang cukup mengkhawatirkan muncul dari beberapa pemain Bleed Esports. Pasalnya mereka mengungkap bahwa manajemen tim belum membayarkan gaji para pemainnya, bahkan setelah mereka memberikan kontribusi yang besar pada Bleed Esports
Beberapa Pemain dari Berbagai Divisi Angkat Suara
Suara pertama datang dari Terdsta, pemain divisi Rainbow Six Siege. Dalam cuitannya di X, Terdsta secara terang-terangan menyatakan bahwa Bleed Esports memiliki tunggakan gaji sebesar 35.000 USD kepadanya. Ia merasa diabaikan oleh manajemen yang seakan tak peduli, hingga ia terpaksa mengandalkan pendapatan dari live streaming untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.
Masalah ini semakin membesar setelah Bleed Esports dikabarkan kehilangan posisinya di VCT Pacific 2025, yang akhirnya digantikan oleh BOOM Esports. Isu semakin panas dengan laporan bahwa CEO Bleed Esports sulit ditemukan dan tidak memberikan klarifikasi apapun terkait hal ini.
Mikoto, mantan pemain DOTA 2 di Bleed Esports, juga turut berbicara. Ia mengungkapkan bahwa selama enam bulan bergabung dengan tim, ia hanya menerima gaji untuk dua bulan pertama. Empat bulan sisanya tak pernah ia terima.
Kassad, pelatih dari tim Counter Strike 2 (CS2) Bleed esports juga akhirnya buka suara. Setelah Bleed Esports mengklaim telah melunasi semua hak para pemain, Kassad justru mengungkapkan bahwa timnya belum menerima bayaran sejak 15 Mei 2024. Ia bahkan memberikan rincian total gaji yang seharusnya dibayarkan kepada mereka, berikut datanya:
- 130.000 USD untuk Apeks
- 42.000 USD untuk G2
- 100.000 USD terkait pembagian prize pool yang belum terealisasi
- 15.000 USD untuk Faven
- 15.000 USD untuk Cerq
- 10.000 USD untuk VLDN
- 20.000 USD untuk Kassad
Total gaji yang belum dibayarkan oleh Bleed Esports jika dikonversikan ke rupiah maka totalnya adalah 5,1 miliar rupiah. Hingga saat ini, masih belum ada pernyataan resmi dari Bleed Esports terkait kasus ini. Namun kita hanya bisa berharap akan ada titik terang dari permasalahan ini.
Dengan banyaknya pernyataan dari pemain Bleed Esports ini bisa jadi pembelajaran untuk selalu menjunjung profesionalitas, seperti yang Bleed Esports klaim ini sebagai pondasi utama tim.
VIDEO FEED
-
Video Feed
/ 3 months agoPerbedaan Gameplay Malaysia dan Indonesia
Mantan Analyst dari Homebois Malaysia yaitu Antagonist bilang kalau kualitas permainan team Indonesia jauh...
By Hilda Apriza -
Video Feed
/ 3 months agoKenalan Yuk, Sama Coach Arcadia!
Michael Arcadia Bocado atau yang biasa kita kenal dengan Coach Arcadia adalah seorang Coach...
By Krisdiyono -
Video Feed
/ 7 months agoKenalan Yuk, Sama Sir Pai!
Rafly Alvareza Sudrajat lahir 26 maret tahun 99, biasa kita kenal sebagai Sir Pai...
By Krisdiyono -
Video Feed
/ 8 months agoKenalan Yuk, Sama BTR Rachel!
Pemilik nama lengkap Rachel Aseelah Hanafi ini lahir di Jakarta, 25 Juli 2007. Ia...
By Krisdiyono