Pendanaan menjadi masalah utama yang disorot Nuon dalam mengembangkan game lokal. Perlu dorongan pemerintah untuk membuat game Indonesia mendunia. Menurut Aris Sudewo, CEO Nuon, dari segi kreativitas, anak Indonesia sudah tidak perlu diragukan.
“Begitu pula IT knowledge juga sudah bagus, bahkan ada beberapa kampus punya jurusan terkait,” ujar Aris Sudewo dalam acara All-Around Nuon di Jakarta dikutip dari Detik, Rabu (7/2/2024).
Dari segi distribusi, ada beberapa platform termasuk Nuon yang bergerak untuk membantu para pengembang game lokal. Adapun publikasi, ada peran dari media massa yang dapat mendorong terciptanya awareness terhadap game tersebut. Lantas, apa masalahnya?
“Ada satu masalah, yaitu pendanaan. Ujung-ujungnya duit. Ini memang harus diselesaikan bersama-sama. Kita sebagai swastanya sudah ada program inkubasi, salah satunya memberikan funding. Pendanaan sekian persennya selesai lah,” ungkap Aris,
Source: DuniaKu
“Pendanaan memang jadi fokus kita bersama, dan support pemerintah serta bank juga venture capital, dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah ini,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Aris mengatakan bahwa game adalah barang yang unik. Layaknya band musik, ada yang berhasil dan diminati banyak orang hingga dikenang tak lekang oleh waktu, ada juga yang gagal menarik segmen pasar. Karena itu, sebenarnya game punya potensi besar untuk meraup revenue menjanjikan jika dieksekusi dengan baik dari hulu ke hilir.
Noun pun turut bekerjasama dengan beberapa pengembang game nasional dengan membawa karya pengembang ke pasar internasional. Melalui game hasil publishing Nuon yaitu Paw Rumble, game tersebut berhasil meraih penghargaan prestisius yaitu Google Play Best of 2023 kategori ‘Best Made in Indonesia’ dan ‘Best Mobile Games’ dari Indonesia Game Awards saat perhelatan Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2023.
