Connect with us

Berita Games

Persaingan Strategi Antar Negara di Perang Industri Game dan Konten

Prev1 of 2
Use your ← → (arrow) keys to browse

Banjirnya IP asing seperti Disney, Marvel, Genshin Impact, hingga Pokemon, memenuhi pasar di Indonesia. IP asing ini masuk melalui berbagai platform, baik itu film, animasi, musik, komik, maupun game. Namun untuk pembahasan kali ini, mari kita bicara dari sektor game yang merupakan sektor konten yang menjadi lokomotif industri lain dalam 25 tahun ke depan.

Indonesia Sebagai Surga Game

Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini memiliki jumlah pemain game yang besar. Menurut dari data tahun 2022, ada sebanyak 174 juta orang pemain game di Indonesia. Besarnya angka tersebut membuat negara-negara lain menjadikan Indonesia sebagai medan perang industri konten.

Tahun 2021 pasar game Indonesia itu mencapai USD 2 miliar, atau kurang lebih Rp 30 triliun. Sayangnya, dari Rp 30 triliun itu sebagian besar uangnya (99,5 persen) justru pergi ke luar (negeri) dan hanya 0,5 persen saja yang diperoleh oleh pengembang game lokal di Indonesia. Angka ini bisa semakin kecil jika tidak segera dilakukan langkah yang konkrit terkait industri game lokal di Indonesia.

Padahal industri game di Indonesia sudah berhasil menelurkan beberapa game yang mendapatkan apresiasi di dunia, seperti Coffee Talk, A Space for The Unbound, dan Lokapala yang menjadi game MOBA satu-satunya dari Asia Tenggara. Pada 2021, 85% pasar game nasional dikuasai oleh 100 (seratus) game jenis multiplayer, baik yang kooperatif (sosial) maupun kompetitif (esports). Sedangkan, 15% sisanya diperebutkan oleh 400.000 (empat ratus ribu) game single player/kasual.

Gerakan Negara lain di Industri Game

Negara-negara lain di Asia Tenggara pun mulai berlomba-lomba menjadi pemimpin industri game di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Malaysia mengalokasikan anggaran belanja tahun 2024 sebesar Rp120 miliar untuk industri game lokal dan memberikan grants sebesar Rp3,5 miliar untuk satu Intellectual Property (IP) baru dan Rp7 miliar untuk pengembangan IP.

Thailand pun juga sudah semakin serius dalam mengangkat game sebagai Soft Power dan sebagai bagian dari pertahanan nasional negara mereka. Hal ini diungkit oleh tokoh penting di partai besar Thailand yang berjanji akan mendorong industri game lokal. Ini disebabkan karena Thailand melihat bahwa nilai ekspor game Korea Selatan bernilai 12 kali lipat dari K-Pop dan 200 kali lipat lebih besar daripada industri film Korea.

Source: Hybrid ID

Bahkan Singapura yang total pemain game-nya hanya 2,8 juta atau hanya sekitar 2% dari total pemain game di Indonesia sudah sangat serius dalam menangani industri game di negaranya. Industri game di Singapura tumbuh sebesar 70% tiap tahunnya dari tahun 2017 sampai sekarang. Angka tersebut bahkan jauh melampaui penghasilan dari ecommerce di negaranya. Hal tersebut selaras dengan rencana Singapura yang ingin menjadi hub utama game dan esports di Asia dengan esports tourism board-nya.

Eropa sendiri juga tidak tinggal diam. Negara sebesar Prancis bahkan sampai menyediakan tax insentif hingga 90 milyar per perusahaan per tahun untuk pengembangan industri game mereka. Rusia yang industri game-nya terkena dampak perang antara Rusia dengan Ukraina akibat embargo dunia, juga memanfaatkan event esports untuk mengundang talenta-talenta industri game untuk mengembangkan produk game Rusia. Rusia bahkan sampai menawarkan untuk mengembangkan game bareng dengan negara lain yang memanfaatkan kekuatan teknis yang Rusia punya.

Saudi Arabia adalah salah satu negara yang paling gencar memajukan industri game. Tidak hanya memajukan industri olahraga sepak bola lokal mereka saja, Saudi Arabia juga berambisi untuk menjadi pusat game esports dunia. Untuk memenuhi ambisi itu, mereka membutuhkan banyak game baru untuk menambah ekosistem game esports. Tahun ini tercatat Pemerintah Arab Saudi menggelontorkan 38 miliar dolar atau setara 580 triliun rupiah untuk membangun industri game nya dari nol.

Dubai juga memiliki inovasi baru untuk industri game mereka dengan menerbitkan visa khusus untuk pemain game. Gaming Visayang dikeluarkan oleh pemerintah Dubai selain ditujukan untuk pemain game, juga berlaku untuk para content creator dan pengembang game. Langkah ini diambil Dubai demi mewujudkan program mereka yakni Dubai Program for Gaming 2033, di mana pada tahun 2033 Dubai diharapkan akan menjadi pusat game di dunia.

Prev1 of 2
Use your ← → (arrow) keys to browse

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

VIDEO FEED

More in Berita Games